20 March 2009

Anda merasa anak anda "bodoh"? Tunggu dulu..

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya berpresatsi di kelas, orangtua mana sih yang gak bangga bila anaknya mendapat peringkat satu di kelas?
Sebaliknya, jika anak anda justru sangat tidak berprestasi di sekolah, anda akan merasa sangat kecewa dan marah dan menekannya berkali-kali untuk belajar lebih giat lagi.
Anda tidak perlu merasa sendirian dan seolah-olah dunia anda runtuh, karena hampir setengah dari orangtua di seluruh dunia juga mengalami masalah yang sama seperti anda.

Bila anda merasa ini adalah masalah anda, mungkin anda harus menonton film I not stupid karya sutradara Jack Neo.
di dalam salah satu adegan dalam film itu, di ceritakan tentan seorang anak laki-laki yang terus menerus di marahi ibunya karena nilanya yang tidak memuaskan, suatu hari si ibu merasa tidak tau harus berbuat apalagi dan dia menceritakan masalahnya dengan rekan sekantornya. Dan temannya menyarankan untuk lebih keras dalam mendidik anak, misalnya dengan cara memukul, membentak atau mencubit, sebagian dari mereka mengaku bahwa cara ini cukup efektif untuk membuat anak menuruti perintah.
Dan si ibu tanpa pikir panjang segera menerapkannya.. tapi tau kah anda apa dampaknya???

Klimaks cerita terjadi saat anak bermasalah tersebut, merasa sangat frustasi, sehingga sepulang dari sekolah dia tidak langsung pulang ke rumah dan hanya berjalan-jalan di kota seperti orang linglung, tepat di sebuah pusat kota kebetulan ia menonton sebuah tayangan berita yang berisi tentang pelajar Sma yang bunuh diri karena tidak sanggup lagi belajar.
si anak yang merasa sangat tertekan, merasa sangat bersalah pada diri nya sendiri dan juga kedua orangtuanya tiba-tiba merasa seperti mendapat angin segar untuk semua masalahnya.
Ia pergi ke sebuah apartemen, dan mencoba bunuh diri!

Anda penasaran dengan endingnya?
Ya, memang aksi bunuh dirinya tidak berhasil, di bagian akhir cerita di tunjukkan bahwa ibu tersebut sedang terbaring lemah di rumah sakit dan si anak datang dengan membawa selembar kertas di tangan. Dengan lemah dia berkata..
"Maaf ibu, maaf kan aku.. aku sudah berusaha, tapi aku cuma bisa mendapatkan nilai segini"
Tergambar jelas bagaimana raut kekecewaan di mata anak tersebut, bukti bahwa dia sudah berusaha dengan cukup keras, namun hanya bisa mendapat nilai yang masih di bawah stadar.

Tidak lama kemudian, datanglah guru dari anak tersebut. Ibunya sudah merasa sangat khawatir akan apa yang akan di sampaikan sang guru, tapi tau kah anda? guru tersebut datang untuk menyampaikan bahwa si anak tadi memenangkan lomba menggambar tingkat nasional!

Apa hikmah yang bisa anda ambil dari cerita ini?
Aku ingin anda menyadari bahwa tingkat intelegensi seorang anak itu berbeda-beda, mungkin ia memang tidak cukup mahir di bidang matematika, tapi ternyata dia di anugrahi bakat lain dalam bidang menggambar misalnya.
Tau kah anda? segala omelan anda, ternyata tidak lewat begitu saja di telinga anak anda, dia menyimpannya dan mengubahnya menjadi bentuk ketidakpercayaan diri di masa dewasa kelak, dia mengubahnya menjadi suatu bentuk rasa bersalah yang amat sangat besar. Stiap kata "kamu bodoh sekali sih" yang anda katakan akan benar-benar tertanam di dalam dirnya, sehingga kelak dia akan tumbuh sebagai anak yang minder, pesimis, dan selalu menganggap dirinya rendah.
Yang bisa kita lakukan adalah hargai anak-anak kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dampingi mereka dan biarkan mereka berkembang sesuai minat dan bakatnya.

Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan para orangtua sepenuhnya.. dengan sistem pendidikan di Indonesia yang menjadikan "nilai" sebagai patokan mutlak dalam menilai kemampun seseorang, adalah tidak salah jika para orangtua kemudian menjejalkan anaknya dengan les matematika, bahasa inggris, kimia, dst.
Padahal sungguh tidak adil bagi anak-anak yang minatnya berkuliah di bidang seni, tapi tidak bisa kuliah karena tidak lulus ujian matematika pada saat UAN di sma. Yang jika dia berhasil lulus pada saat itu, dia bisa menjadi seorang seniman besar, namun langkahnya terpaksa terhenti hanya karena nilai matematika yang tidak memenuhi standar kelulusan.

Aku akan membahas tentang ini lebih lanjut, dan memperkenalkan kepada anda,, berbagai jenis intelegensi pada thread berikutnya. Mudah-mudahan tulisan tersebut nantinya akan memberikan gambaran bagi anda dalam mengarahkan putra-putri anda sesuai bakat dan kapasitas intelegensi yang mereka miliki.
Untuk tulisan kali ini, semoga bermanfaat.

1 comment:

  1. win..sekedar sharing aja..didunia tuh orang cerdas pasti pintar tapi orang pintar belum tentu cerdas dan tidak ada manusia bodoh didunia ini..ya gak sih

    ReplyDelete