29 April 2009

Aku dan duniaku

Surga kecil di pantai Ulhee-lhee. Letaknya di propinsi paling ujung sebelah barat Indonesia, banda aceh-NAD pun di jalan paling ujung dari kota banda aceh itu sendiri. Tanya saja pada semua orang disana, siapapun pasti tau pantai yang tidak begitu indah ini karena pasirnya yang berwarna hitam. Pantai ini menjadi lebih tidak indah lagi sejak tsunami mengubahnya menjadi tempat yang penuh keramaian seperti sekarang ini. Dulu pantai itu milikku, ada keindahan yang tidak di ketahui oleh mereka-mereka si pendatang baru itu, pantai ini adalah surga terbaikku!

Dulu…., Aku sering berjalan sambil bertelanjang kaki kesana dan membiarkan sandal tergantung di tangan sebelah kiriku. Tempatnya tentu saja bukan di pinggir pantai, dimana orang-orang banyak berkumpul dan mandi dengan riang gembira..letak keindahannya bukan disitu!

Aku merasa seperti Colombus ketika untuk pertama kalinya, aku menemukan jalan kecil melewati rumah-rumah penduduk yang akhirnya membawaku pada sebuah dermaga yang terbuat dari kayu, kapal-kapal berwarna-warni yang dilabuhkan, bau ikan yang menyengat, jaring-jaring besar yang di rentangkan, nelayan-nelayan yang berpakaian lusuh, bau amis, galangan kapal yang sudah sangat tua, kapal-kapal yang lalu lalang, mesin-mesin kapal yang berkarat, pasir hitam yang berkilauan terkena matahari, palung laut yang dalam tapi bening dan jernih, udara hangat bercampur bau asin, tawa anak-anak yang melompat dari dermaga beramai-ramai, angin sepoi-sepoi yang membelai rambutku, duduk di dermaga dan membiarkan kaki ku di basuh hangatnya air laut, menulis puisi di geladak kapal, tali tambang yang besar-besar dan tentu saja orang-orang yang ramah dan hangat.
Sekarang..semuanya cuma ada dalam ingatanku, surga kecil yang hilang..


----------------------------------------------------------------------------------------------------------


Surga kecil di stasiun kereta api jogja. Letaknya di jantung kota jogja, dekat malioboro. Siapapun mungkin tau stasiun ini....tapi tidak semua orang memahami nikmatnya berada di stasiun seorang diri, dengan sebuah tas tangan kecil, untuk mempertegas kesan akan berangkat ke suatu tempat, sebuah tiket masuk tanpa tiket keberangkatan, dan sekaleng orange juice!
Mengambil tempat di sebuah tembok yang sebenarnya bertuliskan “dilarang duduk disini”, aku hanya sadar sebagai si penumpang palsu aku tidak boleh mengambil jatah di deretan bangku yang sudah disediakan, karena itu memang bukan hak ku. Tapi lambat laun tempat “dilarang duduk disni” itu sudah menjadi singgasana bagiku. Dari tempat itulah aku memandang dunia diluar duniaku… ada mereka yang tergesa-gesa, ada mereka yang menangis saat harus berpisah dengan orang tercinta, ada mereka yang berpelukan hangat, ada mereka yang melambaikan tangan dengan berat, ada mereka yang melepas dengan senyuman.. dan ada mereka yang mencari sesuab nasi dengan menjajakan Koran, majalah, air mineral, nasi bungkus, makanan ringan, dll, ada mereka yang duduk bersandar di tiang bangunan stasiun dan menengadahkan tangan pada semua yang lewat, ada mereka yang berwajah gembira dan tertawa-tawa, ada wajah mereka yang memelas, ada wajah mereka yang penuh dengan guratan garis, seolah ingin berkata: “aku telah cukup matang di tempa oleh hidup yang memang keras dan kejam”
Surga kecil yang membuat aku bersyukur dengan apa yang aku miliki saat ini..


---------------------------------------------------------------------------------------------------------


Surga kecil di gunung kidul. Butuh waktu hampir 1,5 jam untuk sampai disana dari pusat kota jogja, dan perjalananya pun tidak mudah karena harus melewati jalan pegunungan yang melingkar-lingkar dan bikin mual!
Tempat ini tidak punya pemandangan yang indah seperti surga kecil ku yang pertama, tempat ini juga bukan sebuah tempat dimana aku bisa belajar banyak hal dari nya seperti surga kecil ku yang kedua.. tapi tempat ini adalah tempat dimana aku selalu bisa pulang dan di terima dengan hangat dalam situasi apapun juga.

Surga kecil itu berada jauh di pedalaman, bahkan untuk mencapai kesana, belum ada jalan yang di aspal, cuma ada pepohonan yang lebat, tanah liat berwarna merah kecoklat-coklatan yang lengket dan basah, udara yang sejuk, sawah-sawah yang hijau, hewan ternak yang terpelihara, dan….tentu saja sebuah rumah tua, yang reot, kecil, tapi berhalaman cukup luas, dinding-dinding yang terbuat dari batu bata yang rapuh, atap yang terbuat dari genteng yang sudah tidak pada tempatnya, sehingga hujan bisa menembus dengan leluasa, lantai yang langsung beralaskan tanah, sehingga di dalam rumah pun masih harus menggunakan alas kaki, dan bagian paling pentingnya adalah bahwa surga kecil ini milik seorang wanita tua yang baik hati dan sendirian..

Pertama sekali menginjakkan kaki disini, aku bepikir, kalau ada suatu waktu dimana aku benar-benar ingin menghilang dan lari sejenak dari rutinitas hidup dan segala persoalannya, lari sejenak dari keinginan-keinginan ‘duniaku’ yang mulai menggila, aku dengan mantap akan memilih tempat ini. Tempat ini bukan hanya mampu mengembalikan ketenangan batin yang aku perlukan tapi juga menyediakan bekal yang cukup untuk kembali menjalani hari-hari selanjutnya…..

Rumah itu dengan segala keterbatasannya, ruangan kecil itu tempat kami selalu melakukan sholat berjama’ah berdua, tanah luas di belakang rumah itu tempat kami menanam kacang panjang dan bunga kol, kandang yang bau itu tempat kami memberi makan sapi yang cuma semata wayang dan kambing yang cuma dua ekor, kakus itu yang letaknya terpisah jauh dari rumah dan di tutup seadanya, sandal jepit itu yang harus kami gunakan kemanapun kami berjalan di setiap bagian rumah, dapur yang gelap itu tempat kami memasak sambil meniup arang agar tetap menyala, suara jangkrik itu yang selalu menemani kami ketika waktu tidur tiba dan yang terkahir…..wanita tua itu dengan segala petuah-petuahnya..

Surga kecil yang membuat aku sadar bahwa hidup:
bukan sekedar tentang kesuksesan apa yang sudah kamu raih,
bukan sekedar tentang posisi apa yang kamu pegang saat ini,
bukan sekedar tentang sebanyak apa materi yang sudah berhasil kamu kumpulkan,
bukan sekedar tentang seberapa sempurnanya fisik yang kamu miliki,
bukan sekedar tentang seberapa sering kamu di elu-elukan oranglain,
bukan sekedar tentang yang baik-baik saja….
tapi lewat surga kecil yang penuh dengan kesederhanaan itu, aku belajar… ‘bahwa’

Pagi-pagi uda kacau

Sebenarny pagi ini uda bangun sebelum waktu subuh tiba, tapi setelah menunaikan sholat tubuh tidur lagi dengan harapan si jam weker tercinta bakal teriak ngebangunin pada jam 06.30 tepat, karena ada agenda di jam 8..
emank lagi sial atao ke-enakan mimpi akhirnya baru kebangun di jam 7 kurang satu menit!!! 1 menit lho sodara2!! Mandi + makan + pakaian semuanya dalam waktu 10 menit, canggih gak tuh?? ;)
truuus..yang lebih canggih lagi, jarak tempuh rumah-kampus yang biasanya di membutuhkan waktu selama 30 menit di ringkas jadi 15 menit!!! woaaa..bener-bener canggih banget tuh! mungkin kalo di suruh ngulang lagi uda gak bisa:p hehe
kecepatan nya berapa ya wkt itu?? tau deh, yg penting nyampe!

begitu ng-rem pas depan pintu kantor, baru nyadar...belum ada satu manusia pun disini...! olala....jadi ngebut2 tadi buat apa donk? jadi makan+mandi+pakaian yang uda di ringkas jadi 10 menit tadi buat apa juga donk?

tapi yang jelas....gak sia2 juga krn masi bisa mempertahankan predikat karyawan yg sll tepat waktu :D hhehehe..

28 April 2009

Bacaan baru-baru ini

Lewat tulisan hari ini aku ingin menggambarkan tentang cerita di balik cerita ketika pertama sekali aku bertemu dengan "dia" lewat buku nya yang berjudul cinta tak pernah tepat waktu.
Tidak ada yang spesial dengan buku itu kecuali judulnya yang memang mempesona, dan nama pengarangnya yang menurutku aneh! Agak kebali-bali-an, seperti percampuran antara Putu dan Kethut yang akhirnya menjadi Puthut. joke!

Jadi waktu itu aku sedang membaca blog salah seorng teman yang aku juga tdk tau pasti dia itu siapa, dan dalam salah satu tulisannya, dia menyebutkan sedang membaca buku karyanya yg berjudul cinta tak pernah tepat waktu.. aku penasaran!
Padahal waktu itu aku cuma melihat judul bukunya, bahkan sinopsis nya saja aku gak tau, tapi entah kenapa seperti ada ketertarikan yang begitu besar, aku mulai mencari tau tentang buku itu.
Hari pertama aku mencari buku itu di beberapa toko buku yang ada di kota kecil ku..maklum, di daerah kecil seperti ini, tidak ada gramedia, dan akhirnya aku terpaksa pulang dengan tangan kosong dan sedikit harapan akan menemukannya lain waktu.
Hari kedua, aku pasang strategi baru, aku menuliskannya di facebook, menuliskan tentang keinginanku untuk membaca buku itu, dengan harapan teman2ku di seluruh penjuru dunia:p gak dink! teman2 di wilayah jakarta dan sekitarnya bisa meminjamkannya untuk ku..
satu......dua......tiga.......sampai tujuh hari berlalu tanpa ada kabar yang pasti, sampai kemudian disuatu sore, salah seorang mahasiswa ku menelpon dan mengatakan ia melihat buku itu, tingggal satu!! maka aku pun bergegas kesana, dan dapet!!!

malam itu, aku langsung membacanya, entah kenapa kali ini kemampuan membaca cepat ku berkurang drastis karena aku benar2 tidak ingin menamatkannya..aku menghematnya, menikmatinya lembar demi lembar... mencicipinya dengan imajinasiku sendiri, dan memuaskan diri ku lewat kata demi kata yang tertulis disana.. (dan ini salah satu dampak dari penghayatan yang begitu dalam itu, bahasaku tulisku kok jadi seperti menyerupai Puthut!)
Setelah membaca beberapa halaman baru aku sadar apa yg membuat aku begitu tertarik membaca buku ini, rupanya si penulis dengan sangat tegas dan lancang sudah merobek-robek semua perasaan yang berusaha aku tutupi rapat2 selama ini.. apalagi pada halaman 100-145an, emosi ku benar2 di buat naik turun, waktu itu aku merasa si penulis benar2 jahat!

sempat terbersit ingin berhenti dan meletakkan buku itu jauh-jauh dari jangkauanku.. tp aku berpikir, si penulis harus bertanggung jawab atas perasaan ini, setelah "dia" mengungkit2 nya, sudah seharusnya di akhir buku "dia" berkewajiban untuk memberi ketenangan kembali.. jd aku tetap membaca buku itu sampai selsai, dan trimakasih ternyata dia memang orang yang bertanggung jawab, "dia" meletakkan kembali perasaan itu pada tempatnya bahkan "dia" berhasil membuat itu menjadi lebih baik..

Benar-benar tulisan yang menginspirasi orang lain untuk tidak lari dari permasalahannya..

25 April 2009

How to motivate ur self

Hidup ini adalah pilihan.

Dan aku memilih untuk menjadi orang yang bahagia ….

Aku tahu membuat pilihan tidaklah mudah, namun aku harus mulai belajar berani memilih dan memutuskan kemana arah hidupku..
Akulah yang menentukan titiknya… Besar titiknya… Warna titiknya… Bunyi titiknya… Rasa titiknya… Sinar titiknya… Sinar biasa atau sinar sebuah matahari?
Kekuatan silau sinar mataharilah yang membuat aku tidak mungkin kehilangan arah. Walau disekitarku kadang mendung, kadang redup, kadang gelap. Tapi aku tidak pernah kehilangan arah!

15 April 2009

Umar Bakri yang lain

Umar Bakri yang lain

Umar Bakri Umar Bakri
Pegawai negeri
Umar Bakri Umar Bakri
Empat puluh tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati

Umar Bakri Umar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Umar Bakri
Profesor dokter insinyurpun jadi
(Bikin otak orang seperti otak Habibie)
Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri
Seperti dikebiri

Bakri Bakri
Kasihan amat loe jadi orang

***

Mungkin kita masih ingat dengan lirik lagu umar bakri yang di nyanyikan iwan falls beberapa tahun silam, dan siapa sangka kalau ternyata aku memutuskan untuk menjadi seorang umar bakri juga.. well aku dan umar bakri engga sepenuhnya sama sih, karena aku engga naik sepeda butut, belum mengabdi selama 40th (bahkan 4 bln aja blm), belum bisa 'nyetak menteri apalagi professor, tapi satu hal yang sama! gaji kami sama2 di kebiri (but that's not a big problem).. Kata kunci nya, aku dan umar bakri melakukan tugas yang sama yang kami sebut dengan "MENGAJAR"!

Mengajar, mungkin bagi sebagian orang adalah sebuah profesi yang mudah. Asal pinter bicara, asal rajin baca, asal cerdas, asal pinter nyusun materi, maka smua nya bisa di bilang beres deh, tapi bagiku.. mengajar tidak se-simple itu.
Esensi dari mengajar adalah bagaimana caranya membuat peserta didik mampu memahami- dan tdk hanya cukup dipahami, tapi semestinya sampai pada tahap mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah di berikan.
Dan ini bukan pekerjaan mudah! Ditambah lagi, seorang umar bakri harus bisa menjaga fokus perhatian peserta didik untuk tetap terpusat padanya..

Well, terkadang godaan itu datang..
seperti bisikan orang-orang disekitar yang bilang: "kenapa sih engga kerja di bank aja? atau di perusahaan2 gitu? kan lebih gede gajinya...?" atau seperti ini: "liat deh anaknya tante 'anu' uda bisa beli mobil sendiri dengan uang gajinya, kamu kapan?"
atau ini contoh lainnya: "uda jarak rumah-tempat kerja nya jauh, gajinya kecil, kenapa mau sih? padahal kamu punya talenta lebih dari itu?" de-el-el
kadang kalo need of duniawi nya muncul, emank sempat goyah jg, dan mikir: "humm, bener jg kata mereka, kenapa hrs susah2 kalo ada yg mudah dan high salary, secara aku cewe normal yang gak bisa melawan kodratnya sebagai cewek yg suka shopping, nyalon, dan travelling" (syukurnya pikiran macam gini gak lama-lama munculnya.. hehe bisa berabe nih kalo sring2)
kalo uda muncul pikiran gitu biasanya, langsung 'mengasingkan diri' di tempat, yang aku sebut dengan "the savest place" dan mulai renungan singkat yang di kasi title: "winda, apa sih yang kamu cari?"
biasaya nih, kalo uda gni langsung jadi tenang lagi.. en nyadar! I really love my job! :)
Membuat aku ngerasa berarti bagi oranglain dan terutama diri sendiri,, membuat aku jadi ngerasa "penting" untuk ada dan lahir, membuat aku ngerasa, pekerjaaan ini bukan semata-mata pekerjaan, membuat aku ngerasa dibutuhkan, membuat aku ngerasa ada 'mereka' yang selalu menunggu kehadiranku dan bertanya tentang sesuatu yang belum 'mereka' ketahui..
Membuat aku ngerasa: "Iam the person"

Hasilnya mungkin memang belum terlihat sekarang...
Tapi suatu hari ketika 'mereka' bisa tersenyum dan dengan bangganya memegang sebuah predikat bernama "kesuksesan",
aku, sebagai umar bakri yang lain..akan tersenyum puas saat itu dan berkata:

"aku benar, saat mengatakan bahwa aku mencintai pekerjaan ini" :)

06 April 2009

Perempuan yang Dicintai Suamiku

Tadi siang baru dapet tulisan ini dari salah seorang rekan kerja, entah napa, dy segitu semangatnya untuk ngirim email ini ke aku, bagus banget katanya.. dan setelah di baca.. bener bagus eh.. bagus bener.. eh.. bener2 bagus deh:)


Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang
pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik
dan lebih menuruti apa mauku.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi
kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian
mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit.
Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang
kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah
romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2
seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan
makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja
makanberdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan
obrolan yang
terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan
anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku
menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami.
Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek
sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya,
dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena
sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang
perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha,
temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah
melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar
indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu
berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh
pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang
lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu,
Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang
akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang
mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu
dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada
Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari
bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai
sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan
komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang,
ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di
RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal,
karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa
dengan suara riangnya,

" Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau
makan juga? uhh. dasar anak nakal, sini piringnya, " lalu dia terus mengajak
Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah
habis ditangannya. Dan..aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang
terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku
yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya
membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih
sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya.
Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku
buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang
kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa
sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu
manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan
ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali
lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.

Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati
bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak
dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka,
hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya
keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka
password email Papa nya, dan memanggilku, " Mama, mau lihat surat papa buat
tante Meisha ?"

Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

*Dear Meisha,*

*Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung
hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada
Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya,
karena dia ibu dari anak2ku.*

*Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2
mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu,
tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak
menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2
terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak
sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk
mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku
menikahinya.*

*Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti
ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang
tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti
pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh
dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.*

*Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang
lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami.
Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat
Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan
selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi
tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada
tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you
are the only one in my heart.*

*yours,*

*Mario*

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru
berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan
menyayangiku.

Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia
mencintai perempuan lain.

Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari
untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari
bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan
tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor
untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak
pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku
terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu
terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia
memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.

Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang
perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia
tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan
aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan
melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah
dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu,
aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan
Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.

**********

Setahun kemudian.

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman
itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

" *Mario, suamiku..*

*Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja
dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu
yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak
bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin
memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak
memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan
menuruti keinginanku. Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak
pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau
melakukan apa saja untukku...*

*Ternyata aku keliru.. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan
kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu
yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.*

*Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, " kenapa, Rima ? Kenapa
kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi
istriku ?"*

*Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.*

*Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia
bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah
wanita yang sempurna yang engkau inginkan.*

*Istrimu,*

*Rima"*

*D*i surat yang lain,

*"...Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin
es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat
cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh
cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha.."*

Disurat yang kesekian,

*"...Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.*

*Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu,
aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar
masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros,
dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku
selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu,
untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika
engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku
menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat
engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah...*

*Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap
berusaha dan menantinya...."*

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya.
dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini.

*"......Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun
lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang,
karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin
aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup,
karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.*

*Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran
dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak
sakit.*

*Tahukah engkau suamiku,*

*Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9
tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari
matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?..."*

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,

" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat
keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku
tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu,
dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu
menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama
menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan
tinggi.. aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante... aku melihatnya
masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak.." Jelita memeluk Meisha
dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit
di hatinya, tapi dia sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario
mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

*Dear Meisha,*

*Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2
dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh
basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku
baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar..
Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?*

*Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan
besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil
mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena
dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku..*

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk
disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah
terjadi, Mario. *Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika
seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.*



Jakarta, 21 Januari 2009 (dedicated to my friend....may you rest in
peace...)



Yesterday is a history.
Tomorrow is a mystery.
Today is a gift.
That's why it's called "present".

01 April 2009

Gado-gado

alo smuanya... gila, lama2 frekuensi nge-blog aku bs seminggu skali nih.. hehe
sebenarnya ide sih banyak amat yg nyangkut di kepala, tapi nuangin nya jd sebuah tulisan yang enak di baca, itu sulit banget^_^' blm pengalaman nulis sih..
Well, sesuai dengan judulnya,, isi tulisan kali ini mungkin lebih bs di bilang semacam kolaborasi bbrp ide yang enggak cukup panjang dan berbobot kalo mau di buat judul sendiri-sendiri, jd aku gabungin aja deh:)

1. Situ Gintung
Kalo aku liat, tempat kejadian bencananya mirip banget dengan gambaran Aceh setelah tsunami beberapa tahun yang lalu.
Miris ngeliatnya, banyak orang yang kehilangan rumah, harta benda bahkan sanak keluarga.. (semoga mereka di beri ketabahan)
Tapi ada satu hal yang bener2 menyita perhatian ku begitu dalam.. sama seperti di Aceh, di Situ gintung mesjidnya tetap tegak berdiri. Subhanallah.. Bener2 tanda bagi mereka yang mau berfikir..

2. Inspiring me
Well, ada 2 orang public figure yang blog nya bener2 bisa jadi inspirasi bwt aku, pertama adalah dee, seorang penulis kondang yg blakngan ini juga terjun ke dunia tarik suara. Kalo loe2 pd baca tulisan dee, di jamin deh loe bener2 hrs fokus en keep ur attention! Karena tulisan dee gk bs di cerna dgn sekali lewat..bllaaazzz.. Dee, bisa buat aku terpesona banget dengan bahasa tulisnya yang cerdas tapi seger.. bagaimana sebuah kebijaksanaan bisa mengalir dari sana dengan penggunaan bahasa yang amat sangat Cerdas! satu kata aja, Cerdas!
Dan satunya lagi adalah Tian, yang wajahnya nongol di layar kaca hampir tiap malam di RCTI. Well, Tian beda dengan dee, tulisan tian cenderung nyantai, kadang jg sarat makna sih, tp tian bs nyampein sesuatu yang kesannya berat dengan cara yang santai.. dan kadang pemilihan katanya tian tuh bener2...bikin..duu..gk kuat deh:p keren bgt kayak orgnya:p

3. Ultah mama
Hari ni, mama ultah.. aku dan adek2 nyempatin utk buat surprise party gt deh.. kita beli kue tart, trus kita jg uda booking tempat yang keren banget! Tempatnya di pinggir laot gt, ada perahu2 dan lampu warna warni.. duduknya di balkon latai dua dengan pemandangan pantai dan jembatan, wuuihh keren banget deh poko'a...
Dan masalahnya adalah: tiba2 yang punya hajatan malah sakit gigi.. gubrakk..! ntah de gmn jd nya tar malam.. :) hehe